No smartphone before 17th



      Menggunakan smartphone untuk anak dibawah 17 tahun, boleh. Term: untuk kebutuhan dan dipinjamkan. Memilikinya? No! Sebelum 17 tahun.

Mengapa lisensi berkendara (SIM) hampir semua negara di seluruh dunia digunakan untuk usia diberikan usia 17 tahun? Ini masalah kematangan. Apakah anak di bawah 17 tahun itu bisa menggunakan motor atau mobil? Bisa! Tapi untuk bertanggung jawab?

Hanya tinggal menunggu kerusakan pada anak tentang smartphone (yang tidak memiliki batasan jelas penggunannya dan tak terkendali). Saya sepakat, Smartphone hanyalah sebuah produk teknologi, tidak bisa disalahkan. Penggunannya yang harus "terkendali."

Pertanyaanya? Yakinkah orangtua mampu mengendalikan anak-anak agar menggunakannya untuk sebanyak-banyaknya "kebutuhan"?

Anda boleh tak setuju dan boleh tidak percaya dengan pendapat saya. Tapi sebenarnya tidak ada kerugian sedikitpun jika Anda memberikan hak kepemilikan, ingat ya kepemilikannya, bukan penggunaannya, nanti setelah 17 tahun pada anak. Selain tentu saja, rengekan dan mendapat keluhan dari anak terus menerus.

"Dulu saya gak percaya perkataan abahihsan soal handphone, sekarang saya menyesal tidak mempercayainya. Andaikan dari awal saya menerapkannya, saya tidak akan menyesal seperti ini." Sering saya mendapatkan pesan mirip ini.

Saya bertanya pada ribuan orang, "apakah Anda mengizinkan anak Anda yang katakanlah usianya 13 tahun keliling dunia sendirian tanpa pendampingan, tanpa guru tanpa teman, benar-benar sendirian?"

Saya tidak tahu dengan Anda, tapi kalau Anda normal, mungkin Anda akan menjawab seperti semua orang yang saya tanya, 100% orang mengatakan "tentu saja tidak mengizinkan!"

"Kenapa?" saya tanya. Umumnya jawabannya "khawatir dengan keselamatannya", "belum cukup umur" atau "kalau tersesat gimana?"

Pertanyaannya, mengapa sebagian besar orangtua tidak merasa khawatir dan tidak merasa bersalah sama sekali ketika membiarkan anaknya, bahkan membebaskan anaknya, tiap hari "keliling dunia" sendirian tanpa pendampingan? Hanya gara-gara tubuhnya kelihatan sementara "pikirannya" menjadi liar kemana-mana?

Maka jangan salahkan anak jika kemudian bertahun-tahun kemudian ketika orangtua ingin anaknya memegang nilai-nilai hidup orangtua, anak malah memegang nilai yang malah berkebalikannya. Anda boleh bilang saya lebay tapi saya mau ngomong ini: tunggulah penyesalan dan kerusakannya!

Sebenarnya boleh saja Anak memilikinya asal orangtua mampu memberikan pendampingan dan mampu memberikan batasan. Pertanyaannya: yakin bisa mendampingi dan memberikan batasan? Jika yakin, silahkan lanjutkan.

Hampir semua orangtua yang saya tanya jawabannya adalah "ya" ketika anaknya yang sudah diberikan kewenangan memililih handphone tanpa batas:

Apakah anak jadi asyik sendirian setelah punya smartphonenya?

Apakah kalau pulang ke rumah jadi sering mengurung di kamar dengan smartphonenya?

Apakah tidurnya jadi lebih larut karena asyik dengan smartphonenya?

Apakah jadi susah bangun subuh?

Kalaupun pertanyaan jawabannya adalah "tidak". Silahkan jawab pertanyaan ini:

Apakah anak kalau ditanya jawabannya jadi singkat-singkat?

Apakah kalau ditegur dan dimarahi dikit justru anak malah lebih "nyolot?"

Apakah anak jadi tidak suka diajak ngobrol?

Pertanyaan apapun yang saya ajukan, Anda boleh menyangkal (sekarang). Tapi tinggal tunggu "tanggal mainnya" kok.

Ini andaikan anak hanya melihat content positif semua loh ya. Kita belum bicara content negatif. Manfaatnya ada? Adalah itu smartphone, untuk belajar, mengendal dunia dan lain-lain. Tapi manfaat itu jika tidak bisa dikendalikan tidak sebanding dengan "daya rusak"nya. Ini tidak bisa disamakan dengan istilah "pisau bermata dua". Tidak sesederhana itu.

Terlalu banyak orangtua yang konseling dengan saya yang menceritakan dampak mengerikan dari penggunaan smartphone tanpa batas jelas pada anaknya. Anda yang menentang, mungkin Anda belum punya anak atau anak Anda masih kecil-kecil. Kalau saya ceritakan mungkin bisa jadi ratusan halaman buku.

Yang saya maksud smartphone (terhubung internet dengan berbagai macam aplikasi) bukak handphone biasa. Kalau untuk komunikasi sms atau tlp, handphone (doang) boleh-boleh saja, silahkan belikam hape "nukieu" atau "samson" yang hanya memiliki fungsi buat sms dan telepon Masih ada kan?

Mungkin bertahun-tahun nanti jika Ada orang "barat" sana yang kampanye kayak saya, baru percaya. Maklum gitu loh "barat" kan yang sekarang menguasai peradan (teknologi).

Eh ternyata harus tidak harus menunggu bertahun-tahun ding. Ini beberapa saat lalu saya dapat kiriman dari alumni kelas belajar saya:

"Lagi rame katanya di yutub (link di bawah) buat saya ini memperjelas alasan abah www.abahihsan.com⁩ nglarang kepemilikan HP sebelum anak usianya 17 tahun

Hatur nuhun abah,,, klo kemarin-kemarin saya nurut plek sebatas adab manutnya murid ke guru, padahal ga paham2 amat alasannya 😁 skarang baru nemu rasionalisasinya dan makin mantep ngejalaninnya walau resikonya bikin anak2 jadi *alien* di antara temen2nya ntar.

https://youtu.be/As8XkJNaHbs."

Kalau Anda siap jadi alien, mari sesama alien berjamaah? Alien tapi happy. Mau?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keutamaan menuntut ilmu & menunggu waktu sholat

Tentang Wanita

Hukum Wanita Ziarah Kubur